Senin, 28 Februari 2011

Awas Virus Merah Jambuu.........!!!!!!

Suatu ketika di kontrakan ikhwan, terdengar senandung sumbang, “Aku bernyanyi.. di dalam hati…senandung rindu kepadamu, pujaan ku…” terus di lanjutin hingga kereffAku ingin…rasa indah kan hadir untukku, meluluhkan mimpi-mimpi. Tak berhenti jiwa ini menanti dirimu, berjanji setia padamu dalam setiap detikku….” Nah saat senandung menjadi lengkingan reff itu ada sebuah suara yang menghentikannya, suara yang lebih melengking, “Albiiiii!!! Ente kalau mandi, mandi aja. Ga usah nyanyi segala!!!”

Sstt… usut punya usut, ternyata Albi yang seorang aktivis dakwah kampus dengan amanah seorang mas’ul lembaga dakwah tidak sembarangan bersenandung. Tengok aja liriknya, romantis banget kan? Kata Bang Ikhsan yang negur Albi waktu nyanyi dikamar mandi, kelakuan Albi itu (maksudnya nyanyi “senandung rindu”) udah berlangsung selama tiga minggu. Kata bang Ikhsan lagi, tumben si Albi nyanyi lagu yang ngepop gitu, biasanya nasyid haroki ,”kupinang engkau dengan Al-qur’an….” Eh salah, maksudnya nasyid ini , “saat langit berwarna merah saga…dan kerikil perkasa berlarian…”

Juned sesama ikhwan sohibnya di lembaga dakwah bahkan mendiagnosis si Albi sedang terkena VMJ (Virus Merah Jambu), Juned yang anak Psikologi itu emang gemar melakukan diagnosis gangguan jiwa terhadap teman-temannya. Nah dari Juned inilah akhirnya diketahui VMJ emang bener-bener nyerang Albi. Liat aja pipi Albi, ada bintik-bintik merah jambunya… hi…hi…hi. Bahkan terang-terangan Albi pernah menyampaikan bahwa dia sedang terlibat asrama…eh arsama, emm amsara…. eh salah ya…? Apa deh itu namanya…. Nah Albi lagi menjalin hubungan khusus dengan seorang akhwat salah satu PH di lembaga dakwahnya. “Kata Albi, akhwatnya tu imut-imut, bang. Kayak lollipop, manis.” Komentar Juned waktu diwawancarai.

Albi mungkin salah satu contoh kasus yang pernah kita temui di kalangan aktivis dakwah. entah itu berada di lini apa. Permasalahan ini sering terdengar oleh telinga sesama aktivis dakwah. Terkadang bikin panas juga tuh info, apalagi VMJ nya dengan ikhwah yang udah kita incer juga…(waduh.?). sebelum kondisi lebih panas, yuk kita cari tahu empat kondisi yang membuat VMJ mudah menyerang para aktivis.

  1. Karena ikhwan itu ikhwan dan akhwat itu akhwat.

Loh… maksudnya apa kang? Iya bener si… ikhwan itu ikhwan, akhwat itu akhwat. Akang ngajak becanda ya?

Ops..tentu tidak Akhi wa Ukhti. Secara itu adalah identitas diri mereka. Mbak Mega menambahkan bahwa itu termasuk identifikasi diri, “identifikasi diri : aku akhwat tentu akan menikah dengan ikhwan.”

Pada usia mereka (19-23 tahun) kata Mbah Eriksson, sedang menjalani proses perkembangan Psikososial pada tahapan intimacy VS Isolation. Membangun hubungan intim / akrab dengan komunitas, atau teman-teman. Nah saat masa ini, muncul rasa cinta terhadap lawan jenis. Pernyataan mbah Eriksson itu diperkuat dengan nasihat paman Havighurts bahwa masa dewasa awal memiliki tugas perkembangan salah satunya adalah menjalin hubungan dengan lawan jenis. Kalau gagal menjalani tugas perkembangan ini, maka akan mempengaruhi tugas perkembangan di masa berikutnya. Untuk lebih jelasnya, tanya Juned aja deh…

Pada masa dewasa awal tersebut, sangat wajar jika kita melihat disekitar kita banyak yang pacaran, dsb, dll. Berarti Aktivis yang notabene tahu bahwa pacaran itu tidak boleh alias Haram bermasalah dong dengan tugas perkembangan dirinya? kan mereka ga boleh pacaran? Apakah pacaran itu sarana untuk memenuhi tugas perkembangan?

Tentu saja tidak, tidak ada masalah dengan aktivis. Membina hubungan lawan jenis tidak mesti lewat pacaran kan? Nah kalau mau cek di lapangan, kita akan lihat ada ikhwan-akhwat yang saat syuro malah cekikikan ga jelas. kata mbak Puji, “kebiasaan bercanda yang berlebihan sehingga pergaulan jadi super cair”. Kalau Yonea bilang, “interaksi yang terlalu sering tanpa tujuan yang jelas.” Nah ini yang perlu diwaspadai!!! Karena ujung-ujungnya bisa menjadi VMJ dengan melewati tahap no 2 berikut ini.

  1. Karena “ I Have been trusting in you”.

Busyett… dah… bener kagak tuh bahasa inggrisnya? Tapi intinya itu, baik ikhwan maupun akhwat telah saling membangun kepercayaan. Trust adalah kunci seseorang mau membuka dirinya dengan diri kita. seseorang yang mau berbagi dengan kita, mau bercerita banyak tentang dirinya, keadaan keluarganya, dan kondisi ekonominya tentu adalah orang yang telah memercayai diri kita sebagai orang yang pantas dijadikan tempat curhat.

Beberapa waktu lalu Irfan cerita, “ kok akhwat itu cerita macam-macam tentang dirinya ya, dia pernah cerita tentang kondisi keluarganya ke antum?” Dari cerita Irfan itu dapat kita tarik kesimpulan, bahwa Irfan telah mendapatkan trust dari si akhwat untuk menjadi tempat berbagi. Trust nya seorang aktivis dakwah sering kali timbul karena intensitas pertemuan ketika melaksanakan suatu amanah. Tidak ada masalah mau dengan siapa kita memberi trust dan kita share banyak hal dengan seseorang itu. tetapi ada kadar yang perlu dijaga jika trust itu terjalin antara ikhwan dan akhwat. Ibaratnya gayung bersambut, maka ketika seorang kader dawah curhat lalu ditanggapi oleh yang dicurhati, akan timbul perasaan simpati, yang kemudian berubah jadi empati. Titik empati inilah yang akan mendekatkan pada serangan VMJ.

Empati yang berlebihan itu akan menghasilkan perhatian yang juga berlebihan. Seperti Kata Yonea, “saling memberi perhatian dan khawatir berlebihan”. Contohnya, sms menanyakan kabar, “dah makan malam apa belum? Jangan telat ya, ntar maag nya kambuh lho…”, atau “Bangun yuk, dah subuh”, dan “eh, ukhti kalau pakai gamis warna hijau jadi lebih cantik, deh.”

Hubungan dengan no 1 adalah… trust akan muncul seiring interaksi yang terjalin sesama aktivis dan semakin mengenali karakter diri masing-masing. Kalau boleh jujur, emang lebih nyaman kalau curhat dengan lawan jenis. Setuju…?

  1. Kagum akan sosok sang Pujaan

Juned pernah sebel banget sama Irfan dikarenakan ada seorang akhwat yang menyatakan kekagumannya pada Irfan, “Ned… Irfan itu perfect ya, ganteng, amanah, IP nya 4, aktivis dakwah kampus, udah gitu perhatian banget. Jarang lho ada ikhwan kayak dia.”

Pikir Juned waktu itu, “ni akhwat kagak tau apa, ane juga ikhwan. Jadi ngerasa dibandingin nih…”

Kita tidak membahas derita Juned yang memang tidak masuk hitungan para akhwat kampus, tetapi mau tidak mau siapapun antum, asalkan aktivis dakwah, pinter, menonjol di forum, punya amanah strategis InsyaAllah banyak fans nya, baik ikhwan atau akhwat sama aja potensinya.

Menjadi seorang idola bagi beberapa orang mungkin tidak kita harapkan. Tetapi wajar kan, karena kelebihan kita membuat orang tertarik dan menjadikan diri kita sebagai tokoh model, role model bagi mereka. Di kalangan aktivis juga sering kita jumpai pembicaraan seputar ikhwah tokoh yang menjadi inspirasi beberapa ikhwah lainnya. Kagum pada seseorang memang wajar, tetapi jika terlalu mengagumi, apa lagi ia lawan jenis kita, maka hati-hati aja. Kekaguman itu bisa menjadi pintu bagi VMJ untuk menyerang kita.

Sekarang coba dibayangkan, Do’i udah trust dengan antum, kebutuhan untuk interaksi terpenuhi, plus do’I kagum dengan diri antum. Lalu antum membalastrust tersebut dengan mencoba memberi perhatian (bungkusnya adalah empati), wajar kan kalau VMJ menyerang? Apalagi kalau perhatiannya berlebihan atau antum juga setali tiga uang terhadap Do’i. Saran Ane Segera laporan ma MR aja deh, kalau dah begitu.

  1. Karena kondisi tarbawi sedang tidak bagus

Ini adalah benteng terakhir aktivis dakwah dalam menghadapi VMJ. Mbak Puji menyampaikan bahwa VMJ menyerang ketika backup tarbawi belum kuat, secara tarbawi belum matang.

Tanda-tanda kondisi tarbawi yang sedang tidak bagus diantaranya adalah kebanyakan dengar musik atau lagu daripada tilawah Al-Qur’an, kebanyakan baca atau nonton kisah romantis daripada baca buku keilmuan, banyak bermain game daripada belajarnya. Kisah Albi diatas memberikan gambaran tentang kondisi tarbawinya yang belum kuat, Albi tampaknya lebih banyak dengar lagu daripada tilawah. Namun untuk kepastiannya silahkan cek ke Albi langsung aja.

Kekuatan ruhiyah memang menjadi modal utama seorang aktivis dakwah dalam beraktivitas. Bukankah aktivitas mereka bukanlah aktivitas sembarangan? Tentu saja ada kekuatan khusus yang mendukung aktivitas itu. kekuatan itu adalah kekuatan ruhiyah. Ketika para aktivis sudah enggan ikut forum melingkar malam hari bagi ikhwan atau “asasi” bagi akhwat dan mutabaah Yaumi nya tidak terjaga, maka semakin mudah berbagai virus aktivis menyerang dirinya. Termasuk Virus Merah Jambu.

So… be aware, saling memberi perhatian sesama ikhwah. Jangan lupa dan jangan enggan untuk menasihati ikhwah yang memiliki gejala lemah tarbawi. Perkuat kembali budaya nasihat menasihati diantara ikhwah.

Kata aktivis yang calon dokter, Bang Ilham, Virus Merah Jambu itu sebenarnya mudah menyerang para ikhwah. Hanya saja terkadang tidak langsung menampakkan gejalanya, tetapi terinkubasi dalam tubuh para ikhwah untuk masa tertentu. Virus itu akan aktif ketika kondisi ikhwah tidak begitu baik secara sosial, emosional, maupun spiritual.

Aktivis yang calon psikolog, mbak Nurul menegaskan bahwa VMJ itu bisa menjangkiti siapa saja, termasuk aktivis. Apalagi jika dipupuk dan mendapat respon serupa dari pihak kedua.

Ke empat kondisi diatas dapat menjadi penyebab aktivasi VMJ dalam tubuh ikhwah. Nah setelah mengenali kondisi seputar VMJ, harapannya langkah-langkah preventif bisa kita lakukan agar para aktivis terjaga dan mampu menghadapi VMJ.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar